Erosi dan Konservasi tanah
Pengertian Erosi dan Metode Konservasi Tanah.
PENGERTIAN
EROSI TANAH
Erosi tanah (soil erosion) adalah proses penghanyutan tanah dan merupakan gejala
alam yang wajar dan terus berlangsung selama terdapat aliran pada permukaan.
Erosi tersebut melaju seimbang dengan laju pembentukan tanah sehingga tanah
mengalami peremajaan secara berkesinambungan. Erosi tanah berubah menjadi
bahaya jika prosesnya berlangsung lebih cepat dari laju pembentukan tanah
tersebut. Erosi yang cepat akan menipiskan tanah, bahkan akhirnya dapat membuat
bahan induk tanah seperti batuan dasar ke permukaan tanah.
Erosi ini akan merusak daerah hulu
yang terkena erosi langsung, dan juga daerah hilir. Bahan erosi yang diendapkan
daerah hilir akan berakibat buruk pada bangunan atau tubuh alam penyimpanan
atau penyalur air sehingga menimbulkan pedangkalan yang berakibat kapasitas tampung
atau salurannya menurun dengan cepat serta merusak lahan dan pemukiman.
Erosi akan menyebabkan penurunan
kualitas lahan pertanian di Indonesia. Pada saat musim hujan yang curah hujan
tinggi terkonsentrasi pada bulan-bulan tertentu, tingkat erosivitasnya
sangat besar, sehingga erosi menjadi penyebab utama lahan kering didaerah
tropika basah. Tanah yang hilang karena erosi merupakan tanah lapisan atas yang
subur, sehingga erosi akan menurunkan kesuburan tanah secara nyata.Pada tanah-tanah berlereng, erosi
juga menjadi persoalan yang serius. Dimana kemiringan dan panjang lereng adalah
dua unsur lereng yang berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Jika
kecepatan meningkat dua kali, maka butir-butir tanah yang tersangkut menjadi 32
kali lipat. Pada tanah yang gundul, akan menyebabkan ganguan aliran air yang
akan menimbulkan kerusakan prasarana dan sarana jalan.
PENGERTIAN METODE KONSERVASI
Konservasi merupakan usaha untuk
menjaga tanah tetap produktif atau memperbaiki tanah yang rusak karena erosi.
Tindakan konservasi mempunyai kriteria tertentu, seperti salah satu
pertimbangannya adalah nilai batas erosi yang masih dapat diabaikan (tolerable soil loss). Ada tiga pemilihan
teknik konservasi, yaitu :
Salah satu contohnya yaitu rumput vetiver, yang dikenal dengan akar wangi, atau usar. Yaitu tanaman dengan rumput yang berukuran besar dan punya banyak fungsi. Pemanfaatan tanaman ini disebut dengan Vetiver System (VS). Yang mana VS ini adalah teknologi yang memanfaatkan tanaman vetiver yang masih hidup untuk konservasi tanah
1. Metode vegetatif
Yaitu setiap pemanfaatan tanaman/vegetasi
sebagai pelindung tanah dari erosi, penghambat laju aliran permukaan,
peningkatan kandungan lengas tanah, serta perbaikan sifat-sifat tanah, baik
fisik, kimia, maupun biologi. Tanaman ataupun sisa-sisa tanaman berfungsi
sebagai pelindung tanah terhadap daya pukulan butir air hujan maupun terhadap
daya angkut air aliran permukaan (runoff), serta meningkatkan peresapan air ke
dalam tanah.Salah satu contohnya yaitu rumput vetiver, yang dikenal dengan akar wangi, atau usar. Yaitu tanaman dengan rumput yang berukuran besar dan punya banyak fungsi. Pemanfaatan tanaman ini disebut dengan Vetiver System (VS). Yang mana VS ini adalah teknologi yang memanfaatkan tanaman vetiver yang masih hidup untuk konservasi tanah
VS sangat efektif untuk konservasi
tanah dan mudah digunakan, konservasi air dan juga menstabilkan dan memperbaiki
lahan. Vetiver juga mudah dikendalikan karena tidak menghasilkan bunga dan biji
yang dapat cepat menyebar liar seperti alang-alang atau rerumputan yang
terdapat pada kebanyakan tumbuhan liar.
Keajaiban vetiver sebagai ekologis
disebabkan oleh sistem akarnya yang unik.
Tanaman ini memiliki akar serabut panjang yang masuk secara vertikal kedalam
tanah. Bahkan panjang akar ini mencapai 5.2 meter masuk kedalam tanah, sehingga
dapat dibayangkan bagaimana vetiver ini mencengkram tanah.
Akar vetiver ini dapat menembus
lapisan tanah setebal 15 cm yang sangat keras. Di lereng-lereng yang sangat
padat, ujung-ujung akar vetiver mampu masuk menembus dan menjadi semacam
jangkar yang mencengkram dengan kuat. Cara kerja akar ini seperti besi kolom
yang masuk kedalam menembus lapisan tekstur tanah. Sehingga tidak perlu
diragukan lagi fungsi nya untuk mencegah erosi, baik itu dari angin maupun air.
2. Metode Mekanik
Cara mekanik adalah cara pengelolaan
lahan dengan menggunakan sarana fisik seperti tanah atau batu sebagai sarana pencegahan
erosi pada tanah. Tujuannya untuk memperlambat aliran air di permukaan,
mengurangi erosi serta menampung dan mengalirkan aliran air permukaan.Yang termasuk kedalam metode ini yaitu metode pengolahan tanah. Pengolahan tanah ini berfungsi untuk menciptakan keadaan tanah yang membuat tanaman mudah tumbuh diatasnya termasuk pembuatan rorak (saluran pembuangan air) dan pembuatan terasering. Tujuan pengolahan tanah adalah menyiapkan tempat tumbuh bibit, menciptakan daerah perakaran yang baik, menghilangkan sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma.Pengendalian erosi secara teknis dan mekanis merupakan usaha-usaha perawatan tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang kehilangan fungsinya di daerah lahan pertanian dengan cara tertentu. Sehubungan dengan usaha-usaha perbaikan tanah secara mekanik yang ditempuh bertujuan untuk memperlambat aliran permukaan dan menampung serta melanjutkan penyaluran aliran permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak merusak
Terasering adalah bangunan konservasi tanah dan air secara mekanis yang dibuat untuk memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang lereng. Pembuatan terasering adalah untuk mengubah permukaan tanah miring menjadi bertingkat-tingkat, jadi keadaan tersebut akan mengurangi kecepatan aliran permukaan karena sudut kemiringan juga diubah dan menahan serta menampungnya, jadi lebih banyak air yang meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi, sehingga tanah pun menjadi subur.
Secara garis besar terasering
merupakan kondisi lereng yang dibuat bertangga-tangga yang dapat digunakan pada
dataran yang tinggi dan berfungsi untuk :
- Menambah stabilitas lereng
- Memudahkan dalam proses konservasi lereng
- Memperpanjang daerah resapan air kedalam tanah
- Memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil sudut kemiringan lereng
- Mengurangi kecepatan aliran permukaan
- Dapat digunakan untuk landscaping
Jenis-jenis terasering menurut
kemiringannya, yaitu :
Teras
datar
Teras datar dibuat pada tanah
dengan kemiringan kurang dari 3 % (datar) dengan tujuan memperbaiki pengaliran
air dan pembasahan tanah. Teras datar dibuat dengan jalan menggali tanah
menurut garis tinggi dan tanah galiannnya kemudian ditimbunkan ke tepi luar,
sehingga air dapat tertahan dan terkumpul. Pematang yang terbentuk ditanami
dengan rumput.
Teras
kridit
Teras kridit dibuat pada tanah
yang landai dengan kemiringan 3 – 10 % (landai/berombak), bertujuan untuk
mempertahankan kesuburan tanah. Pembuatan teras kridit di mulai dengan membuat
jalur penguat teras sejajar garis tinggi dan ditanami dengan tanaman seperti
caliandra.
Teras
guludan
Teras guludan dibuat pada tanah
yang mempunyai kemiringan 10 – 50 % (bergelombang hingga agak curam) dan
bertujuan untuk mencegah hilangnya lapisan tanah.
Teras
bangku
Teras bangku dibuat pada lahan
dengan kelerengan 10 – 30 % (berbukit dan bergelombang) dan bertujuan untuk
mencegah erosi pada lereng yang ditanami palawija.
Teras
individu
Teras individu dibuat pada lahan
dengan kemiringan lereng antara 30 – 50 % (agak curam) yang direncanakan untuk
areal penanaman tanaman perkebunan di daerah yang curah hujannya sedikit dan
penutupan tanahnya cukup baik.
Teras
kebun
Teras kebun dibuat pada
lahan-lahan dengan kemiringan lereng antara 30 – 50 % (agak curam) yang
direncanakan untuk areal penanaman jenis tanaman perkebunan. Pembuatan teras
ini hanya dilakukan pada jalur tanaman sehingga pada areal tersebut terdapat
lahan yang tidak diteras dan biasanya ditutup oleh vegetasi penutup tanah.
Teras
saluran
Teras saluran atau lebih dikenal
dengan rorak atau parit buntu adalah teknik konservasi tanah dan air berupa
pembuatan lubang-lubang buntu yang dibuat untuk meresapkan air ke dalam tanah
serta menampung sedimen-sedimen dari bidang olah.
Teras
batu
Teras batu adalah penggunaan batu
untuk membuat dinding dengan jarak yang sesuai di sepanjang garis kontur pada
lahan miring.
Pembuatan teras sebaiknya
dikombinasikan dengan penerapan sistem vegetatif dengan penanaman tanaman
penutup tanah dibagian tepi terasnya. Kemiringan lahan adalah besaran yang
dinyatakan dalam derajat / persen (%) yang menunjukkan sudut yang dibentuk oleh
perbedaan tinggi tempat.
3. Metode kimia
Struktur tanah yang mantap
merupakan salah satu sifat tanah yang akan menentukan tingkat kepekaan tanah
terhadap erosi. Yang dimaksud dengan metode konservatif secara kimia dalam
pencegahan erosi yaitu dengan pemanfaatan bahan pembenah tanah (soil conditioner) atau bahan-bahan
pemantap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap
resisten terhadap erosi.
Comments
Post a Comment